MENGIDENTIFIKASI RESIKO USAHA
UNTUK WIRAUSAHAWAN
A.
Mengidentifikasi
resiko usaha.
1.
Macam-macam risiko usaha.
Risiko dlm bahasa inggris (Risk), yang bisa
berarti kegagalan, kendala, hambatan, akibatnya, bahayanya dan
kerugiannya. Berhasil atau tidaknya suatu usaha atau bisnis pada dasarnya
tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha atau bisnis, tapi lebih
dipengaruhi dari bagaimana cara pengelolaannya antara lain dalam
pengorganisasian, keuangan, pembukuan, pemasaran, produksi, bahan baku,
model, desain produk dsb.
Menurut para ahli kewirausahaan, resiko usaha atau
bisnis dapat diidentifikasi, yaitu:
1. Barang usaha tidak laku.
2. Barang-barangnya tidak terbayar.
3. Barang usaha tidak bermanfaat
untuk konsumen.
4. Terjadinya bencana alam.
5. Adanya pencurian, penipuan dsb.
6. Adanya kredit macet.
7. Utang yang besar dan tidak terbayar.
8. Adanya pemogokan karyawan.
9. Adanya sabotase atau monopoli terhadap usahanya.
10. Harga barang tidak stabil.
11. Adanya persaingan global.
12. Adanya resesi dan inflasi.
13. Situasi politik yang tidak menentu.
14. Adanya kesulita keuangan usaha.
15. Tidak dipercaya oleh perbankan.
16. Cashflow yg tersendat-sendat.
17. Tingkat penjualan yg rendah.
18. Adanya kekacauan dalam distribusi.
19. Sulitnya mencari bahan baku.
20. Kacaunya manajemen produksi.
2.
Mengatasi dan memperkecil resiko usaha.
Seorang wirausaha harus
mau dan mampu mengambil resiko yang telah diperhitungkan dengan matang
dan selanjutnya resiko-resiko usaha dapat diatasi dan diperkecil
dengan adanya :
1. Keahlian dalam mengambil resiko.
2. Resiko yang diketahui sebelumnya.
3. Resiko pertengahan Usaha.
4. Inisiatif dan inovatif.
5. Resiko usaha yang diasuransikan.
6. Kerja prestatif dan antusiasme.
Menjadi seorang wirausaha berarti harus memiliki
kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang usaha yang ada dan
mendayagunakan sumber sumber daya yg diperlukan untuk mengatasi dan memperkecil
suatu resiko usahanya yang teah diperhitungkan dengan matang dan menyukai
tantangan dengan resiko yg masuk akal.
Seorang wirausaha adalah penentu resiko
dan bukan penanggung resiko. Drucker mengatakan bahwa ketika
seorang wirausaha menetapkan sebuah keputusan, berarti sudah memahami
secara sadar bahwa resiko akan dihadapinya.
Penerapan inovasi dalam usaha merupakan usaha
yang kreatif untuk mengatasi kemungkinan terjadinya resiko. Didalam
berwirausaha, praktiknya penuh resiko. Misal : adanya persaingan, harga tidak
stabil, dll. Namun semua resiko yg sudah diketahui seorang wirausaha
tetap harus bisa membuat keputusan.
B. KEMAMPUAN MENGAMBIL
RESIKO USAHA.
Para wirausaha mendapat kepuasan
dalam melaksanakan tugas yang sulit dan penuh rintangan. Pengambilan
resiko usaha merupakan hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi
sendiri sebagai wirausaha. Pengambilan resiko dalam hidup melibatkan
suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, perhatian
untukk masa depan, dan keinginan hidup masa sekarang. Sebagai
seorang wirausaha harus sadar akan pertumbuhan usaha pada masa yang
akan datang ditentukan oleh adanya keuntungan peluang usaha masa sekarang
dan pengambilan resiko untuk mencapai tujuan bisnis.
Adapun kemampuan didalam memperkecil suatu
resiko usaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses.
2. Kemampuan menghadapi situasi resiko menurut
tujuan usaha atau bisnis.
3. Kemampuan untuk menilai resiko secara
realistis.
4. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi
keuntungan usaha atau bisnisnya.
pengambilan dan kemampuan memperkecil resiko
usaha itu adalah perilaku dengan penuh perhitungan dan merupakan suatu
keterampilan seorang wirausaha yang dapat ditingkatkan
dan dikembangkan. Ada beberapa evaluasi bagi para wirausaha
sebelum mengambil keputusan yang mengandung resiko, antara lain :
1. Apakah resiko itu sepadan dengan hasil usaha
atau bisnisnya?
2.Mengapa Risiko usaha atau bisnisnya itu
sangat penting bagi seorang wirausaha ?
3. Apakah Resiko itu dapat dikurangi atau
bahkan dihilangkan ?
4.Informasi usaha atau bisnis apa
yang diperlukan seorang wirausaha sebelum pengambilan resiko ?
5.Persiapan-persiapan apa saja yang diperlukan
sebelum seorang wirausaha mengambil resiko ?
6. Orang-orang dan sumber daya manakah yang
dapat membantu mengurangi resiko dan untuk mencapai tujuan usaha atau
bisnis ?
7. Apakah ada rasa takut di dalam mengambil resiko
usaha tersebut ?
8.Apakah wirausaha itu bersedia berusaha
sekuat tenaga untuk mencapai tujuan usaha atau bisnisnya ?
9.Apa yang akan dapat dicapai oleh seorang
wirausaha di dalam mengambil resiko itu ?
Faktor evaluasi yang paling penting
dalam mengambil dan memperkecil resiko usaha atau bisnis, yaitu
dengan adanya kesediaan menerima tanggungjawab pribadi atas akibat
keputusannya, baik yang menguntungkan ataupun sebalik nya.
C. PROSEDUR MENGANALISIS
RESIKO USAHA.
Prosedur menganalisis resiko usaha
itu merupakan suatu gaya perilaku seorang wirausaha. Ada
beberapa prosedur untuk menganalisis sebuah situasi resiko di dalam
usaha atau bisnis, yaitu :
1. Tujuan dan sasaran
Resiko Usaha.
Tujuan dan sasaran resiko usaha dirumuskan
untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan, pertumbuhan usaha mantap,
atau tidak ada pertumbuhan sama sekali. seorang wirausaha harus memutuskan
apakah resiko usaha yang muncul itu sesuai dengan asas tujuan dan
sasaran usahanya ? Jika sesuai proses pengambilan keputusan dapat
diteruskan
dan dapat melakukan penaksiran alternatif yang
menguntungkan.
2. Meneliti Alternatif
Usaha.
Dalam menganalisis pengambilan resiko dengan
sasaran usaha langkahnya ialah mengadakan survey atas berbagai alternatif
secara terperinci, apakah perlu adanya alternatif dari usaha atau bisnis yang
sedang dijalankan.
3.Merencanakan dan
melaksanakan sebuah alternatif.
jika sebuah alternatif sudah dipilih, susunlah
sebuah rencana untuk melaksanakannya. Mulai dari rencana
usaha, memuat jadwal waktu, rumusan tujuan dan sasaran usaha.
4. Taksiran Resiko Usaha
Taksiran ada tidaknya resiko usaha sangatlah
penting. apakah dalam memilih sebuah alternatif ada potensi rugi ?
Andaikan dihadapkan pada permasalahan kebutuhan peningkatan produksi untuk
memenuhi tambahan permintaan konsumen. Tugas para wirausaha di dalam
pengambilan resiko tersebut, bisa melalui cara :
a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan
waktu sekarang.
b. Membeli alat produksi yang cukup untuk memenuhi
permintaan konsumen.
c. Menyewa alat-alat produksi untuk memenuhi
permintaan konsumen.
d. Mensubkontrakkan kepada pembuat produk yang
lebih kecil.
5. Mengumpulkan Informasi Resiko Usaha.
Kumpulkanlah informasi resiko usaha secara
intensif, sehingga penaksiran dapat dibuat secara realistik. selanjutnya
ramalan pasar perlu dilaksanakan untuk setiap permintaan dalam
berbagai kemungkinan yang akan terjadi agar wirausaha lebih mengerti,
berikut ini contoh beberapa pertanyaan :
a.Apakah terdapat pasar-pasar baru
jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang ada sekarang ?
b.Apakah modifikasi produk dapat mendorong
adanya kenaikan jumlah konsumen ?
c.Apakah ada kemungkinan para pembekal dan
subkontraktor menaikan harganya jika permintaan produk bertambah ?
d.Bisakah peralatan mesin
produksi dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk
lainnya ?
Dengan Usaha yang lebih berinovatif, kreatif, dan
prestatif, maka wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus lebih giat
mengembangkan ide-ide atau gagasan baru dalam usahanya. Inovasi dalam usaha yg
menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas, akan menerima
tantangan dan dapat memperkecil resiko yang sudah diperhitungkan
sebelumnya.
D.MENGEMBANGKAN IDE DAN
PELUANG USAHA.
1. Tujuan Mengembangkan
ide dan peluang usaha.
Upaya untuk mengembangkan ide dan peluang usaha
harus dikaitkan dengan kemampuan dalam memperkecil resiko usaha. jika
tidak ada realisasi dalam pengembangan ide, akan menjadi
seorang wirausaha yg pemimpi dan buntutnya adalah frustasi. Dan untuk
membentuk proses pengembangan ide, wirausahawan harus
memberikan kebebasan dan dorongan kepada karyawannya, agar mereka mau
ikut mengembangkan ide-idenya.
Untuk mengembangkan ide atau peluang usaha
pada produk atau jasa untuk memperkecil resiko adalah sbb :
a. Pembuatan produk atau jasa yang diminati
konsumen.
b. Pembuatan produk atau jasa yang dapat
memenangkan persaingan.
c. Pembuatan dan mendayagunakan sumber-sumber
produksi.
d. Mencegah konsumen dari kebosanan.
e. Pembuatan desain, model, corak,
warna produk yang disenangi konsumen.
2. Langkah pengembangan
ide dan peluang usaha.
Untuk mengurangi resiko dalam pengembangan ide
usahanya, ada cara untuk mengatasinya, yaitu sbb :
a.Menguraikan pengembangan ide dan peluang usaha
kepada karyawan di dalam perusahaan.
b.Memilih tempat dan waktu yang tepat untuk
mengemukakan ide pengembangan usahanya kepada karyawannya.
c.Mengembangkan ide setahap demi setahap
kepada karyawan di dalam perusahaan.
Langkah-langkah cara pengembangan ide atau peluang
usaha, yaitu :
1. Tetapkan dengan jelas.
2. Tentukan tujuan khusus.
3. Setiap karyawan harus memahami.
4. Laksanakan sistem pencatatan prestasi.
5. Berikan penghargaan kepada karyawan yang
berprestasi.
6.Upayakan karyawan memahami perannya dan
berikan kesempatan untuk terlibat.
Sukses Usaha atau bisnis wirausaha sebenarnya
tergantung pada pemanfaatan peluang usaha, sumber daya uang, pengembangan
ide, para pelanggan, dan waktu yang digunakannya. Begitupun dalam proses
manajemen usaha dalam mengembangkan idenya meliputi strategi usahanya
dan pengelolaan orang dan pemanfaatan peluang usahanya.
untuk mengembangkan ide usaha diperlukan adanya
fakta, data, dan angka yang akan memungkinkan wirausaha untuk mengambil
keputusan mengenai pengembangan ide dan pemanfaatan usahanya. Untuk
proses memperkecil resiko usahanya, bisa melakukan antara lain:
a. Pengembangan usaha.
b. Penambahan pengembangan produk atau jasa.
c. Perluasan dan peningkatan saluran penjualan.
d. Perluasan dan penambahan pabrik.
e. Peningkatan manfaat produk atau jasa dan
inovasi pada modelnya.