Minggu, 08 November 2015

HOW TO (Tugas Kewirausahaan)

AYAM ASAM MANIS


Bahan-bahan

2 buahayam dada

Bahan tepung crispy :
 1 bijitelur
100 gramtepung terigu
100 gramtepung maizena
secukupnyagaram
Bahan saus :
3 sdmgula pasir
5 sdmsaus tomat
secukupnyaair
1/2 buahbawang bombay


Langkah

  1. 1. Ayam dada dipotong dadu dan masukkan ke dalam kocokan telur. Biarkan selama 10 menit.
    +
    • 2. Tepung terigu,tepung maizena dan garam dicampur menjadi satu. Satu per satu potongan Ayam dimasukkan ke dalam bahan adonan tepung.
      +
      • 3. Panaskan wajan dengan minyak untuk menggoreng. Goreng dada ayam sampai coklat emas.
        +
        • 4. Siapkan wajan diatas api sedang, masukkan gula pasir sampai berubah warna menjadi caramel.
          +
          • 5. Beri sedikit air, saus tomat, minyak secukupnya. Masukkan bawang bombay, aduk. Terakhir Masukkan ayam, aduk lagi.
            Hidangkan di atas piring dan potong miring daun bawang.

          Senin, 12 Oktober 2015

          Tugas Kewirausahaan

          MENGIDENTIFIKASI RESIKO USAHA UNTUK WIRAUSAHAWAN

            A.    Mengidentifikasi resiko usaha.
            
             1.     Macam-macam risiko usaha.
             Risiko dlm bahasa inggris (Risk), yang bisa berarti kegagalan, kendala, hambatan, akibatnya, bahayanya dan kerugiannya. Berhasil atau tidaknya suatu usaha atau bisnis pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya ukuran usaha atau bisnis, tapi lebih dipengaruhi dari bagaimana cara pengelolaannya antara lain dalam pengorganisasian, keuangan, pembukuan, pemasaran, produksi, bahan baku, model, desain produk dsb.
          Menurut para ahli kewirausahaan, resiko usaha atau bisnis dapat diidentifikasi, yaitu:
          1. Barang usaha tidak laku.
          2. Barang-barangnya tidak terbayar.
          3. Barang usaha tidak bermanfaat untuk konsumen.
          4. Terjadinya bencana alam.
          5. Adanya pencurian, penipuan dsb.
          6. Adanya kredit macet.
          7. Utang yang besar dan tidak terbayar.
          8. Adanya pemogokan karyawan.
          9. Adanya sabotase atau monopoli terhadap usahanya.
          10. Harga barang tidak stabil.
          11. Adanya persaingan global.
          12. Adanya resesi dan inflasi.
          13. Situasi politik yang tidak menentu.
          14. Adanya kesulita keuangan usaha.
          15. Tidak dipercaya oleh perbankan.
          16. Cashflow yg tersendat-sendat.
          17. Tingkat penjualan yg rendah.
          18. Adanya kekacauan dalam distribusi.
          19. Sulitnya mencari bahan baku.
          20. Kacaunya manajemen produksi.

          2. Mengatasi dan memperkecil resiko usaha.
          Seorang wirausaha harus mau dan mampu mengambil resiko yang telah diperhitungkan dengan matang dan selanjutnya resiko-resiko usaha dapat diatasi dan diperkecil dengan adanya :

          1. Keahlian dalam mengambil resiko.
          2. Resiko yang diketahui sebelumnya.
          3. Resiko pertengahan Usaha.
          4. Inisiatif dan inovatif.
          5. Resiko usaha yang diasuransikan.
          6. Kerja prestatif dan antusiasme.

          Menjadi seorang wirausaha berarti harus memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang usaha yang ada dan mendayagunakan sumber sumber daya yg diperlukan untuk mengatasi dan memperkecil suatu resiko usahanya yang teah diperhitungkan dengan matang dan menyukai tantangan dengan resiko yg masuk akal.

          Seorang wirausaha adalah penentu resiko dan bukan penanggung resiko. Drucker mengatakan bahwa ketika seorang wirausaha menetapkan sebuah keputusan, berarti sudah memahami secara sadar bahwa resiko akan dihadapinya.

          Penerapan inovasi dalam usaha merupakan usaha yang kreatif untuk mengatasi kemungkinan terjadinya resiko. Didalam berwirausaha, praktiknya penuh resiko. Misal : adanya persaingan, harga tidak stabil, dll. Namun semua resiko yg sudah diketahui seorang wirausaha tetap harus bisa membuat keputusan.

          B. KEMAMPUAN MENGAMBIL RESIKO USAHA.

          Para wirausaha mendapat kepuasan dalam melaksanakan tugas yang sulit dan penuh rintangan. Pengambilan resiko usaha merupakan hal yang hakiki dan wajar dalam merealisasi potensi sendiri sebagai wirausaha. Pengambilan resiko dalam hidup melibatkan suatu kesadaran akan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, perhatian untukk masa depan, dan keinginan hidup masa sekarang. Sebagai seorang wirausaha harus sadar akan pertumbuhan usaha pada masa yang akan datang ditentukan oleh adanya keuntungan peluang usaha masa sekarang dan pengambilan resiko untuk mencapai tujuan bisnis.
          Adapun kemampuan didalam memperkecil suatu resiko usaha ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu :

          1. Keyakinan pada diri sendiri untuk sukses.
          2. Kemampuan menghadapi situasi resiko menurut tujuan usaha atau bisnis.
          3. Kemampuan untuk menilai resiko secara realistis.
          4. Kesediaan untuk mengubah keadaan demi keuntungan usaha atau bisnisnya.

          pengambilan dan kemampuan memperkecil resiko usaha itu adalah perilaku dengan penuh perhitungan dan merupakan suatu keterampilan seorang wirausaha yang dapat ditingkatkan dan dikembangkan. Ada beberapa evaluasi bagi para wirausaha sebelum mengambil keputusan yang mengandung resiko, antara lain :

          1. Apakah resiko itu sepadan dengan hasil usaha atau bisnisnya?
          2.Mengapa Risiko usaha atau bisnisnya itu sangat penting bagi seorang wirausaha ?
          3. Apakah Resiko itu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan ?
          4.Informasi usaha atau bisnis apa yang diperlukan seorang wirausaha sebelum pengambilan resiko ?
          5.Persiapan-persiapan apa saja yang diperlukan sebelum seorang wirausaha mengambil resiko ?
          6. Orang-orang dan sumber daya manakah yang dapat membantu mengurangi resiko dan untuk mencapai tujuan usaha atau bisnis ?
          7. Apakah ada rasa takut di dalam mengambil resiko usaha tersebut ?
          8.Apakah wirausaha itu bersedia berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan usaha atau bisnisnya ?
          9.Apa yang akan dapat dicapai oleh seorang wirausaha di dalam mengambil resiko itu ?

          Faktor evaluasi yang paling penting dalam mengambil dan memperkecil resiko usaha atau bisnis, yaitu dengan adanya kesediaan menerima tanggungjawab pribadi atas akibat keputusannya, baik yang menguntungkan ataupun sebalik nya.

          C. PROSEDUR MENGANALISIS RESIKO USAHA.

          Prosedur menganalisis resiko usaha itu merupakan suatu gaya perilaku seorang wirausaha. Ada beberapa prosedur untuk menganalisis sebuah situasi resiko di dalam usaha atau bisnis, yaitu :

          1. Tujuan dan sasaran Resiko Usaha.

          Tujuan dan sasaran resiko usaha dirumuskan untuk mencapai pertumbuhan yang pelan-pelan, pertumbuhan usaha mantap, atau tidak ada pertumbuhan sama sekali. seorang wirausaha harus memutuskan apakah resiko usaha yang muncul itu sesuai dengan asas tujuan dan sasaran usahanya ? Jika sesuai proses pengambilan keputusan dapat diteruskan
          dan dapat melakukan penaksiran alternatif yang menguntungkan.

          2. Meneliti Alternatif Usaha.

          Dalam menganalisis pengambilan resiko dengan sasaran usaha langkahnya ialah mengadakan survey atas berbagai alternatif secara terperinci, apakah perlu adanya alternatif dari usaha atau bisnis yang sedang dijalankan.

          3.Merencanakan dan melaksanakan sebuah alternatif.

          jika sebuah alternatif sudah dipilih, susunlah sebuah rencana untuk melaksanakannya.  Mulai dari rencana usaha, memuat jadwal waktu, rumusan tujuan dan sasaran usaha.

          4. Taksiran Resiko Usaha

          Taksiran ada tidaknya resiko usaha sangatlah penting. apakah dalam memilih sebuah alternatif ada potensi rugi ? Andaikan dihadapkan pada permasalahan kebutuhan peningkatan produksi untuk memenuhi tambahan permintaan konsumen. Tugas para wirausaha di dalam pengambilan resiko tersebut, bisa melalui cara :

          a. Menetapkan kebutuhan pada tingkat permintaan waktu sekarang.
          b. Membeli alat produksi yang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen.
          c. Menyewa alat-alat produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.
          d. Mensubkontrakkan kepada pembuat produk yang lebih kecil.

          5. Mengumpulkan Informasi Resiko Usaha.

          Kumpulkanlah informasi resiko usaha secara intensif, sehingga penaksiran dapat dibuat secara realistik. selanjutnya ramalan pasar perlu dilaksanakan untuk setiap permintaan dalam berbagai kemungkinan yang akan terjadi agar wirausaha lebih mengerti, berikut ini contoh beberapa pertanyaan :

          a.Apakah terdapat pasar-pasar baru jika kegiatan persaingan mengurangi bagian pasar yang ada sekarang ?
          b.Apakah modifikasi produk dapat mendorong adanya kenaikan jumlah konsumen ?
          c.Apakah ada kemungkinan para pembekal dan subkontraktor menaikan harganya jika permintaan produk bertambah ?
          d.Bisakah peralatan mesin produksi dimodifikasi dengan mudah untuk membuat produk-produk lainnya ?

          Dengan Usaha yang lebih berinovatif, kreatif, dan prestatif, maka wirausaha sebagai pemilik perusahaan harus lebih giat mengembangkan ide-ide atau gagasan baru dalam usahanya. Inovasi dalam usaha yg menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas, akan menerima tantangan dan dapat memperkecil resiko yang sudah diperhitungkan sebelumnya.

          D.MENGEMBANGKAN IDE DAN PELUANG USAHA.

          1. Tujuan Mengembangkan ide dan peluang usaha.

          Upaya untuk mengembangkan ide dan peluang usaha harus dikaitkan dengan kemampuan dalam memperkecil resiko usaha. jika tidak ada realisasi dalam pengembangan ide, akan menjadi seorang wirausaha yg pemimpi dan buntutnya adalah frustasi. Dan untuk membentuk proses pengembangan ide, wirausahawan harus memberikan kebebasan dan dorongan kepada karyawannya, agar mereka mau ikut mengembangkan ide-idenya.

          Untuk mengembangkan ide atau peluang usaha pada produk atau jasa untuk memperkecil resiko adalah sbb :

          a. Pembuatan produk atau jasa yang diminati konsumen.
          b. Pembuatan produk atau jasa yang dapat memenangkan persaingan.
          c. Pembuatan dan mendayagunakan sumber-sumber produksi.
          d. Mencegah konsumen dari kebosanan.
          e. Pembuatan desain, model, corak, warna produk yang disenangi konsumen.

          2. Langkah pengembangan ide dan peluang usaha.

          Untuk mengurangi resiko dalam pengembangan ide usahanya, ada cara untuk mengatasinya, yaitu sbb :

          a.Menguraikan pengembangan ide dan peluang usaha kepada karyawan di dalam perusahaan.
          b.Memilih tempat dan waktu yang tepat untuk mengemukakan ide pengembangan usahanya kepada karyawannya.
          c.Mengembangkan ide setahap demi setahap kepada karyawan di dalam perusahaan.

          Langkah-langkah cara pengembangan ide atau peluang usaha, yaitu :

          1. Tetapkan dengan jelas.
          2. Tentukan tujuan khusus.
          3. Setiap karyawan harus memahami.
          4. Laksanakan sistem pencatatan prestasi.
          5. Berikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi.
          6.Upayakan karyawan memahami perannya dan berikan kesempatan untuk terlibat.

          Sukses Usaha atau bisnis wirausaha sebenarnya tergantung pada pemanfaatan peluang usaha, sumber daya uang, pengembangan ide, para pelanggan, dan waktu yang digunakannya. Begitupun dalam proses manajemen usaha dalam mengembangkan idenya meliputi strategi usahanya dan pengelolaan orang dan pemanfaatan peluang usahanya.

          untuk mengembangkan ide usaha diperlukan adanya fakta, data, dan angka yang akan memungkinkan wirausaha untuk mengambil keputusan mengenai pengembangan ide dan pemanfaatan usahanya. Untuk proses memperkecil resiko usahanya, bisa melakukan antara lain:

          a. Pengembangan usaha.
          b. Penambahan pengembangan produk atau jasa.
          c. Perluasan dan peningkatan saluran penjualan.
          d. Perluasan dan penambahan pabrik.
          e. Peningkatan manfaat produk atau jasa dan inovasi pada modelnya.


          Senin, 28 September 2015

          TUGAS EPIDEMIOLOGI

          DATA TENTANG PERUBAHAN POLA PENYAKIT DAN KEMATIAN DI INDONESIA

          Nama : Anggi Rakhmania Lestari
          Nim    : 2013-32-196
          Sesi    : 01
          Gambar dibawah ini menggambarkan tingkat kefatalan menyebabkan kematian berdasarkan Case Fatality Rate (CFR) untuk PTM prioritas yang dikendalikan program-program pengendalian di Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) dari tahun 2009-2010. Tampak pada tahun 2009, Strok merupakan penyakit dengan CFR tertinggi (12,68%) diikuti oleh penyakit Jantung (9,17%), sedangkan tahun 2010 Strok dan penyakit Jantung menempati urutan teratas (8,7%). CFR yang meningkat adalah Asma, Hipertensi dan Kanker. Sedangkan PPOK, Strok, Jantung, Diabetes Melitus persentasenya menurun dari tahun 2009-2010 yang lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


          Gambar 1.1 : Tingkat Kefatalan (CFR) Penyakit Tidak Menular Prioritas Pada Rawat Inap Rumah Sakit Tahun 2009-2010.

          Sumber: Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Tahun 2010-2011